RSS

Forbidden Love? – Chapter 5

15 Okt

•Forbidden Love? – Chapter 5•

Tittle: Forbidden Love? – Chapter 5

Author: Nana Miharu

Main Cast: • Kim Hyun Hyo
• Kim Jon Myun a.k.a Suho

Genre: Romance, Family, Angst, Friendship

Rated: Pg-13

Satu kenyataan pahit yang harus aku terima. Jika aku bisa memilih, aku ingin terlahir kembali sebagai orang yang berbeda. Tidak ada satu alasanpun yang bisa menjauhkanku darimu,  termasuk ikatan saudara. – Suho

Gadis itu berjalan pelan memsauki sebuah toko kue, pandangan matanya berputar melihat kue tart yang berjajar rapi di setiap almari kaca.
Lama gadis itu melihat seluruh kue yang terpajang, sampai seorang pelayan menyapanya ramah

“Aku mau kue ulang tahun dengan harga ini”

Gadis itu membuka telapak tangan kecilnya, menunjukan sejumlah uang yang dibawanya

“Sebentar eotte?”
Ucap pelayan itu, kemudian berlalu

***

“saengil chukha hamnida, saengil chukha hamnida, saranghaneun Kim Hyun Hyo~ saengil chukha hamnida”

Gadis itu meniup lilin diatas kue tart kecil didepannya, kemudian memejamkan mata sembari mengucapkan do’a dan harapannya di dalam hati.
Lalu setelah selesai, ia bertepuk tangan kecil

“Nah Hyo-ah, sekarang potong kuenya”
Ucap gadis itu menirukan suara laki-laki dewasa

“Baik appa”
Gadis itu kembali berbicara dengan suara aslinya kemudian memotong kue tart kecil di depannya

“Potongan pertama, untuk Eomma yang sangat aku sayangi”
Gadis itu menaruh potongan kue diatas piring kecil di lantai samping kanannya. Kemudian kembali memotong kue yang tersisa

“Ini untuk appa yang aku sayangi”
Lalu menaruhnya di lantai samping kiri

“Dan yang terakhir, untuk oppaku teerrrsayaang”

Gadis itu sedikit merentangkan tangannya seperti memeluk seseorang

“Eomma, appa, Suho oppa… Hyunie menyayangi kalian.. jeongmal saranghae”

Setetes air mata meluncur di pipi gadis itu tapi buru-buru ia menghapusnya saat suara langkah kaki mendekat dari arah pintu kamarnya lalu disusul sebuah ketukan kecil

“Hyo-ah, boleh oppa masuk”

Dengan gerakan cepat Hyun Hyo menepikan kue-kue yang tergeletak di lantai kesamping lemari kemudian berbaring di tempat tidur

“Kau sudah tidur eoh?”

Suara dari luar kembali terdengar, kemudian pintu dibuka dengan sangat pelan

Suho mulai melangkah memasuki kamar adiknya. Gelap, hanya satu lampu tidur yang membantu sedikit penerangan disana.
Ah padahal dia ingin merayakan ulang tahun adiknya hari ini, tapi sepertinya dia kurang cepat karena Hyun Hyo sudah tidur.

Suho berjalan kesisi tempat tidur dan menarik kursi kecil disana. Diusapnya pelan kepala adik yang sangat disayanginya itu lalu mengecup keningnya

“Happy birthday Hyo-ah”

Suho mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya kemudian menaruhnya di atas nakas samping tempat tidur. Perlahan Suho mulai bangkit dari duduknya hendak kembali ke kamar, namun langkahnya terhenti melihat potongan kecil kue tart, oh salah. Ada tiga potongan kecil dan seperempat lingkaran kue yang belum dipotong. Bahkan masih ada lilin dengan angka 12 di atasnya.

Seketika dadanya terasa sesak.
‘Jadi Hyun Hyo merayakan ulang tahunnya sendiri? Dia pasti mengira aku melupakan hari ini. Tapi sungguh! Aku tidak lupa, hanya saja appa dan eomma mengajaku makan malam dengan relasi bisnis mereka dan… dan mereka melarangku mengajak Hyun Hyo’

Suho kembali menghampiri adiknya yang masih berbaring ‘pura-pura’ tidur di ranjangnya

“Mianhaeyo oppa tidak membelikan kue untukmu. Oppa tidak pernah lupa hari ulangtahunmu, hanya saja tadi eomma dan appa pulang larut. Semoga kau menyukainya”
Suho tidak perduli jika Hyun Hyo tidak mendengar ucapannya, tapi sesuatu yang mendesak di dadanya memaksanya untuk mengatakan alasan kenapa dia tak merayakan ulang tahun Hyun Hyo.
Suho kembali mengecup kening adiknya kemudian benar-benar pergi dari sana.

***

Tahun berikutnya di tanggal dan bulan yang sama…

Hyun Hyo menunduk menatap kue tart berhiaskan potongan-potongan kecil cokelat dan buah strawberry di sekelilingnya dengan lilin angka 13 yang belum dinyalakan.
Matanya menatap jam berbentuk awan di atas nakas. Pukul 11.45pm
Haruskah hari ini seperti tahun lalu? Tapi oppanya bilang tidak pernah lupa hari ini..
Hyun Hyo kembali menatap kue didepannya

12.30 AM

Masih sama, belum ada suara knop pintu ditekan. Itu artinya Suho benar-benar lupa tentang hari ini. Airmatanya mengalir begitu saja, Hyun Hyo kira cukup appa dan eommanya saja yang tidak perduli padanya, tapi ternyata orang yang paling Hyun Hyo harapkan juga sama.

Lalu pemantik api itu dinyalakan dan diarahkan ke lilin diatas kue tart. Hyun Hyo segera meniupnya kemudian dengan kasar menusuk-nusuk kue itu hingga tak berbentuk.

“Oppa kau jahat! Aku membencimu”

***

Kelopak mata Hyun Hyo mengerjap pelan, mencoba membiasakan cahaya lampu yang menusuk indera penglihatannya.
Putih, langit-langit ruangan itu bercat putih seluruhnya dan Hyun Hyo sudah menduga ia tidak berada di kamarnya, ia dirumah sakit. Ditandai dengan bau karbol menyengat dan juga gorden serta semua benda disekelilingnya berwarna putih. Perlahan ia mencoba bangkit dari posisi berbaringnya dan seketika benda-benda terasa berputar.
Hyun Hyo membekap mulutnya saat rasa mual menyerangnya. Perlahan ia baringkan lagi tubuhnya seperti semula

Tenggorokannya masih panas, bahkan kini seluruh tubuhya terasa panas. Hyun Hyo tersenyum miris, kenapa tadi tuhan tidak membiarkannya mati saja? Apa tuhan masih ingin menambah penderitaannya setelah ia membiarkannya hidup?

Perlahan pintu di ruangan itu terbuka lalu seseorang dengan pakaian serba putih memasuki ruangan.

“Kau sudah sadar. Syukurlah”

Suster itu tersenyum ramah pada Hyun Hyo lalu menaruh nampan berisi bubur dan air putih di atas nakas samping tempat tidur.

“Jika pacarmu tidak menolongmu, pasti kau sudah tertabrak mobil tadi”

“P-pacar?”

Hyun Hyo menaikan sebelah alisnya.
Pacar? Menolongku? Mungkinkah Kai yang menolongku?

Hyun Hyo masih menebak-nebak siapa orang yang menolongnya namun segera perhatiannya teralihkan saat suster tadi menyingkap pelan gorden putih di  sampingnya. Hyun Hyo sedikit tersentak saat melihat seseorang yang sangat dikenalinya tengah berbaring diatas bangsal putih dengan kasa dan plester menempel di pelipisnya. Matanya terpejam

“Oppa…”

Lirih Hyun Hyo yang membuat suster itu tersenyum

“Jangan khawatir, dia hanya pingsan karena kepalanya terbentur pembatas jalan saat menolongmu tadi”

Suster tadi kembali tersenyum ramah

“Dan kau pingsan karena demam tinggi. Makanlah dahulu. Perut kosong akan memperlambat penyembuhan”

Kemudian suster itu keluar ruangan dan menutup pintunya pelan.

“Cih dasar bodoh”

Hyun Hyo perlahan bangkit dari posisi berbaringnya untuk yang kedua kalinya lalu dengan berpegangan pada ujung tempat tidur ia berjalan kesisi bangsal tempat orang yang menolongnya tengah tak sadarkan diri.

“Kau bahkan mencelakai dirimu sendiri dengan menolongku”

Hyun Hyo menghela nafas pelan, kepalanya berdenyut lagi.

“Bagaimana jika meraka tau putra kesayangan dan kebanggaan mereka masuk rumah sakit hanya karena menolong orang sepertiku? Suho oppa bodoh!”

Perlahan kelopak mata orang didepannya mulai terbuka, mengerjap beberapa kali lalu bangkit dengan cepat dan mendekap Hyun Hyo erat

“Gwaenchana? Kau tidak terluka? Bagian mana yang sakit? Biar kupanggilkan dokter”

Hyun Hyo mendorong bahu Suho agar pelukannya terlepas. Entah kenapa, tapi Hyun Hyo merasa ada sesuatu yang membuatnya enggan melakukan skinship  dengan kakaknya itu untuk sekarang.

“Bodoh! Bahkan orang jeniuspun akan berfikir dua kali untuk melakukan hal bodoh sepertimu”

Hyun Hyo mengalihkan pandangannya dari tatapan teduh milik Suho. Dia tidak ingin Suho tau jika Hyun Hyo mengkhawatirkannya.

“Jangan pergi lagi”

Hyun Hyo mengalihkan pandangannya dan tatapan mereka bertemu.

“Berjanjilah walau apapun yang terjadi jangan pernah pergi dari rumah. Aku akan selalu melindungimu”

Hyun Hyo menatap Suho datar, mencoba menetralisir sesuatu yang membuat dadanya sedikit sesak dan menggelitik isi perutnya saat Suho mengatakan hal tadi.

“Bukankah kau senang jika aku pergi? Kau bisa mendapatkan semuanya tanpa harus berbagi denganku?”

“Jebal Hyo-ah, jangan memulainya lagi”

“Istirahatlah”

“Jangan pergi…”

“Bodoh! Aku tidak mau bunuh diri dengan pergi dari sini dengan keadaan sakit”
Hyun Hyo mendengus kesal lalu kembali menuju bangsalnya dan berbaring disana. ada sedikit rasa bahagia ketika Suho memintanya untuk tidak pergi. Sedikit, hanya sedikit.

***

3 Days Latter

Suho menarik pelan selimut yang menutupi wajah adik satu-satunya itu namun setelah selimut itu seluruhnya terbuka Suho terpaku dengan wajah damai adiknya ketika tidur. Atau lebih tepatnya terpesona?

Suho sedikit berdehem untuk menghilangkan rasa groginya lalu mengusap pelan pipi Hyun Hyo.

‘Halus. Sungguh pipi  ini sangat halus, meski masih ada sedikit sisa noda keunguan yang mulai menghilang. Tapi ini benar-benar halus. Apa boleh aku menciumnya? Argh! Aku benar-benar sudah gila!’
Suho membatin

“Hyo-ah bangun”

Hanya gerakan kecil lalu Hyun Hyo kembali terlelap

“Hyunnie~ kau tidak mau terlambat ‘kan?”

Suho mengguncang pelan bahu adiknya

“Aku tidak mau sekolah”

Hyun Hyo kembali menarik selimut hingga menutupi kepalanya.
Suho menghembuskan nafas kasar. Tiga hari ini ia telah berfikir untuk ‘merubah’ Hyun Hyo yang sekarang menjadi Hyun Hyo-nya yang dulu.

Dulu Hyun Hyo tidak pernah absen sekolah dan selalu terlihat bersemangat saat berangkat sekolah dan sekarang yang harus Suho lakukan adalah membuat Hyun Hyo bangun agar tidak absen lagi.

“Baiklah jika kau tidak mau menurut pada oppamu ini. Aku akan bertindak kasar”
Ucap Suho mengancam

“Ck kalau mau sekolah, sekolah saja sendiri! Aku malas”

Hyun Hyo masih bersembunyi dibalik selimutnya. Sebenarnya Hyun Hyo ingin sekali berangkat sekolah dan bertemu dengan Taerin, tapi otomatis ia juga akan bertemu dengan Kai dan Hyun Hyo tidak ingin bertemu dengan namja itu untuk saat ini. Hyun Hyo merasa jika dia adalah penyebab Eun Soo menangis dan perusak hubungan orang. Dan jika boleh jujur, Hyun Hyo punya sedikit perasaan lebih pada sahabatnya itu.

Belum sempat Hyun Hyo kembali dari lamunannya, dengan gerakan cepat Suho mengangkat tubuh Hyun Hyo dengan gaya bridal

“Yak! Apa yang kau lakukan! Turunkan aku! Yak”

Hyun Hyo berontak dan memukul-mukul Suho. Tindakan yang sia-sia karena laki-laki itu segera berjalan ke arah kamar mandi

“Kau harus sekolah Hyunnie~”

“Tidak mau! Turunkan aku bodoh! Yak!”

“Aku sudah menyuruhmu dengan lembut tadi tapi kau sepertinya lebih menyukai oppamu ini bertindak kasar”

“Turunkan aku! Turunkan ak-”

Byurrr

Suho memasukkan tubuh Hyun Hyo kedalam bathup yang berisi air hangat sebelum Hyun Hyo menyelesaikan teriakannya.
Tubuh Hyun Hyo sekaligus piama tidurnya basah terbenam air kecuali wajahnya. Dengan cepat Hyun Hyo berdiri dan menatap tajam kakaknya

“Kau!”

Desis Hyun Hyo kemudian meraih shower disampingnya lalu mengarahkannya pada Suho dan seketika air menyembur membasahi kaos putihnya

“Hahahahah yak! Hentikan, oppa sudah mandi”

“Kau yang memulainya”

“Dan kau yang memintanya”

“Argh! Aku tidak perduli. Rasakan ini”

Hyun Hyo terus mengarahkan showernya ketubuh Suho sampai pakaian yang namja itu kenakan basah seluruhnya

“Oppa tunggu dibawah 20 menit lagi”

Teriak Suho kemudian berlari keluar kamar mandi.

~~~

“Makanlah”

Suho menaruh piring berisi roti bakar yang sedikit aneh didepan Hyun Hyo saat gadis itu baru saja menaruh pantatnya dikursi meja makan. Hyun Hyo menatap roti yang disodorkan kakaknya dengan tatapan ‘serius ini tidak membuatku mati kan’

Suho menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal

“Uhm tadi aku lupa membalik rotinya”

Hyun Hyo mencibir

“Apa kerjamu hanya belajar sampai kau tak tau apa itu alat pemanggang?”

Wajah Suho kontan memerah. Jujur dia tidak pernah sekalipun menyentuh peralatan dapur bahkan hanya untuk memasak airpun ia tidak pernah. Ibunya melarangnya
Dan pagi itu Suho dengan percaya diri tinggi berusaha membuat sarapan untuknya dan Hyun Hyo, atau lebih ke usaha untuk membuat adiknya itu terkesan. Suho tidak tau apapun didalam dapur itu dan kemudian ia teringat ahjumma Lee-wanita tua yang bekerja paruh waktu dirumah keluarga Kim-sering membuatkannya roti bakar untuk sarapan. Dan Suho mulai bereksperimen membuat roti bakar dengan wajan, tanpa mentega.

“Euh aku sarapan di kantin”

Ucapan Hyun Hyo menyadarkan Suho dari lamunannya

“Tu-tunggu Hyo-ah kau harus-”

“Cepatlah atau kita tak akan bisa masuk kelas”

Suho menatap roti berwarna hitam diatas meja dengan perasaan kecewa. Usahanya gagal total!

***

‘kudengar dia hampir tertabrak mobil dan kakaknya itu menolongnya’

‘Dia itu urakan. Berbeda jauh dengan kakaknya, mereka bagai bumi dan langit. Waktu itu juga kudengar ayahnya dipanggil Kim seonsaengnim’

‘Mwo? Benarkah?’

‘Iya. Dan katanya dia akan dikeluarkan dari sekolah’

Dua buah telapak tangan segera menangkup kedua telinga Hyun Hyo. Gadis itu tersentak dan segera menoleh ke arah si pemilik tangan

“Tidak baik menguping pembicaraan orang”

Gadis itu mendecih kemudian menampis tangan yang menutup telinganya dengan kasar dan kembali melanjutkan langkahnya

“Mereka pasti akan mendapat peringkat pertama jika mengikuti lomba mengarang bebas”

Namja itu terus berjalan mengikuti kemana gadis itu pergi

“Apa kau tidak punya pekerjaan lain selain mengikuti orang?”

“Ayo pulang”

Suho menarik lengan kiri Hyun Hyo

“Tidak mau”

“Kau sudah berjanji padaku”

Hyun Hyo menatap kakaknya dengan tatapan tidak percaya

“Lepaskan!”

“Tidak akan”

“Lepas!”

“Tidak!”

Suho kembali menarik lengan adiknya dengan sedikit kasar. Ia tau jika hari ini Hyun Hyo mendapat dua panggilan sekaligus. Pertama dari wali kelasnya, dan yang kedua dari guru bimbingan konselingnya, Park seonsaengnim. Dan sepertinya adiknya itu ingin pergi lagi. Kebiasaan Hyun Hyo jika fikirannya tertekan.

“Lepaskan aku!”

Bersamaan dengan teriakan Hyun Hyo yang memekakan telinga, sebuah tangan menarik lengan Hyun Hyo hingga terlepas dari genggaman Suho.

“Dia meminta sunbae melepaskannya bukan?”

Suara bas yang sangat Hyun Hyo rindukan. Kai
Gadis itu tersadar dan dengan cepat berlari memasuki mobil kakaknya

“Bukan urusanmu”

Suho menatap Kai dengan tatapan meremehkan. Lalu tanpa membalas tatapan meremehkan Suho, namja itu segera berjalan cepat menuju mobil dimana Hyun Hyo berada

“Hyo-ah bukalah, aku ingin bicara”

Kai mengetuk kaca mobil yang tertutup. Sementara Hyun Hyo menunduk, tidak ingin melihat wajah namja yang seharusnya tidak ditemuinya.

“Hyo, please. Sebentar Hyo, aku hanya ingin tau keadaanmu!”

Kai mulai berteriak dan mengetuk kaca mobil dengan kasar

“Apa mereka menyakitimu lagi? Hyo! Jawab aku!”

Suho mengacak kepalanya kesal lalu berjalan menghampiri Kai dan menarik bahunya sedikit kasar.

“Kau buta eoh? Dia tidak mau berbicara denganmu. Jadi kusarankan kau lebih baik jangan mendekatinya lagi!”

“Kau tidak punya hak melarangku!”
Teriak Kai penuh penekanan

“Aku punya hak melarangnmu! Bagaimanapun juga dia-”

Tenggorokan Suho tercekat. Seketika ludahnya terasa pahit dan kerongkongannya kering. Satu fakta yang membuat Suho tersadar jika perasaannya salah. Tidak seharusnya ia begitu. Perasaan aneh yang membuatnya terbakar saat tau adiknya berada di apartemen namja lain. Perasaan yang membuatnya tidak bisa tidur hanya karena hampir menempelkan bibirnya pada bibir adiknya. Perasaan sesak saat tahu jika dia gagal melindungi adiknya dari amukan sang ayah. Perasaan ingin memiliki adiknya seutuhnya. Menyayanginya bukan sebagai saudara melainkan sebagai seorang laki-laki pada wanita. Tapi ada satu fakta yang harus Suho terima, seperti tembok China yang membentang membatasi dua sisi daratan.

Mereka bersaudara

“–dia adikku”

TBC

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada Oktober 15, 2013 inci EXO, Romance, Series, Suho

 

4 responses to “Forbidden Love? – Chapter 5

  1. Zizababy taetao

    Oktober 19, 2013 at 1:19 AM

    Ada yg lebih menyedihkaan dari kisah hyunhyo gak?#cediihnaaaa..huhuhu

     
    • nanamiharu

      Oktober 19, 2013 at 1:31 AM

      Demi whad un
      Aku ngasi ngusek2 rambut dsit pas nulis part kie -_-

       
  2. Han Hyu Won

    Oktober 25, 2013 at 2:26 AM

    huaaa peluk eonni ini ff udah lama aku cari in akhirnya ada jugaaaa
    meskipun sakit tapiii huaaaa ceritanya bagussss keep writing eon

     
    • nanamiharu

      Oktober 25, 2013 at 8:45 AM

      *peluk balik*

      Maaf yah postnya lama 😦

      Kamsahamnida udah baca ^^

       

Tinggalkan komentar